Jumat, 19 September 2014

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWgde820bsSMslj5buCxxu_BXW8SH8-s1HcQmXyj5jrFMNFkHe6ZK6CETjfxgZzdlM2V8uerr4hyft0M_DRszTc6CGzRzQsC6WQ1IliG5ncwAb3nZ2cz9Zd2ck69jgLFnYYB11kiR13J6o/s1600/wilms+tumor.jpg

Laporan Pendahuluan
Pada Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Tumor Ginjal


oleh
Yutdy Dili Ramadhani
PO7120112210







KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Nama   : Yutdy Dili Ramadhani
NIM    : PO7120112210
Judul   : Laporan Pendahuluan Pada Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Tumor Ginjal

mengetahui
                                                                                                   Banjarmasin,   September 2014
Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN TUMOR GINJAL

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. Tumor Ginjal atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.

2. Etiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang dikenal sebagai tumor.
Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di sekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses ini dikenal sebagai metastase tumor).
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
• Kegemukan
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
• Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko tinggi)
• Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan sel-sel di ginjal.

3. Tanda dan Gejala
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul adalah:
a)      Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b)      Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c)      Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d)     Anemia
e)      Penurunan berat badan
f)       Infeksi saluran kencing
g)      Demam
h)      Malaise
i)        Anoreksia
j)        Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.

4. Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
Pathway:




B.     Konsep Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian Fokus
a.    Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b.    Riwayat kesehatan
1)  Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama sakit.
2)  Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor wilms.
3)  Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya.
c.    Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi pada anak.
  d. Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial
1. Pola Nutrisi dan Metabolik.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual,muntah,dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, dan hematuria.
3. Pola Aktivitas dan latihan.
Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk di mulai bila tekanan darah udah normal selama satu minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,penggunaan otot bantu napas, teraba massa, auskultasi terdengar rales, dispnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah ( kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran jantung ), anemia, dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
4. Pola Tidur dan Istirahat.
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremi, keletihan, kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5. Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal karena adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.

e. Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
 Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.

3. Rencana Keperawatan
1. Analisa Data
Data
Etiologi
Masalah
Pre Operasi
Data subjektif :
§  Anak mengatakan nyeri di daerah perutnya
 Data objektif :
§  Anak tampak memegangdaerah perutnya Nyeri akut
§  Tekanan darah 140/110mmHg
§  Takikardi dan takipnea
Tumor wilms
Tumor belum menembus kapsul ginjal
Berdiferensiasi
Tumor menembus kapsul ginjal (perineal, hilus, vena renal
Nyeri
Nyeri
Data subjektif :
§  Anak mengatakan tidak mau makan
 Data objektif :
§  Terjadi penurunan berat bada
§  Makanan tidak di habiskan
Tumor wilms
Tumor belum menembus kapsul ginjal
Berdiferensiasi
Tumor menembus kapsul ginjal (perineal, hilus, vena renal
Disfungsi ginjal
Gangguan keseimbangan asam dan basa
Asidosis metabolic
Mual dan muntah
Nafsu makan berkurang

Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh.
Data Subjektif:
§  Keluarga klien selalu bertanya tentang kesehatan anaknya
Data Objektif:
§  Orang tua terlihat cemas dan gelisah dengan keadaan anaknya
§  TTV meningkat
Tumor wilms
Pre operasi
Kurang pengetahuan Keluarga dan anak
Kecemasan
Kecemasan
Data subjektif :
§  Anak mengatakan lemas dan lelah
 Data objektif :
§  Terbaring lemas di tempat tidur
§  Anak kurang bersemangatdalam beraktivitas
§  Malaise
Tumor wilms
Tumor belum menembus kapsul ginjal
Berdiferensiasi
Tumor menembus kapsul ginjal (perineal, hilus, vena renal
Intoleransi aktivitas
Post Operasi
Data subjektif:
§  Klien mengeluh nyeri
Data Objektif
§  Wajah tampah meringis
§  Skala nyeri 0-10
§  TTV meningkat
§  Gangguan Tidur
Tumor wilms
Sayatan operasi
Terputusnya kontinuitas jaringan
Merangsang pengeluaran zat proteolitik (bradikinin, histamine, serotin)
Nyeri
Nyeri
Data Objektif:
§  Adanya tanda infeksi (bengkak, kemerahan, nyeri, demam)
§  Peningkatan suhu tubuh
Tumor wilms
Sayatan operasi
Adanya luka operasi
Luka terbuka
Resiko tinggi infeksi
Resiko Tinggi Infeksi


2.   Diagnosa Keperawatan
a.    Pre operasi
1)    Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2)    Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3)    Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan prosedur pembedahan
4)    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b.    Pasca operasi
1)    Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2)    Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

3.      Rencana Asuhan Keperawatan
Pre Operasi
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
Pasien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima anak. Dalam waktu : .....x24 jam, dengan kriteria:
§ Nyeri hilang
§ Tekanan darah dalam batas normal
§ Tidak Takikardi dan takipnea
·         Kaji tingkat nyeri

·         Lakukan teknik  pengurangan nyeri nonfarmakologis
·         Berikanan analgesik sesuai ketentuan
·         Berikan obat dengan jadwal preventif

·         Hindari aspirin atau senyawanya
·         Menentukan tindakan selanjutnya
·         Sebagai analgesik tambahan

· Mengurangi rasa sakit

·         Untuk mencegah kambuhnya nyeri

·          Karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan
Perubahan Nutrisi :Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
Dalam waktu …x 24 jam, kebutuhannutrisi tubuh dapat terpenuhi dengan kriteria:
§  Anak mau makan
§  Tidak Terjadi penurunan berat badan
§  Porsi makan habis
·         Catat intake dan output makanan secara akurat
·         Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi, hipoproteinemia.
·         Beri diet yang bergizi



·         Beri makanan dalam porsi keciltapi sering

·          Beri suplemen vitamin dan besi sesuai instruksi
·         Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
·         Gangguan nutrisi dapat terjadi secara berlahan

·         Diare sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi
·         Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk
·         Membantu dalam proses metabolisme
Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan prosedur pembedahan 
Setelah dilakukan perawatan selama …x24 jam, pasiecemas berkurang sampai dengan hilang, dengan kriteria:
§  Keluarga klien tidak bertanya tentang kesehatan anaknya
§  Orang tua terlihat tenang dengan keadaan anaknya
§  TTV dalam batas normal
·         Kaji tingkat kecemasan klien


·         Gunakan media untuk menjelaskan mengenai penyakit

·         Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan dan prosedur tindakan
·         Dorong orang tua untuk mengungkapkan perasaan dan dengarkan dengan penuh perhatian
·         Untuk mengetahui seberapa besar kecemasan yang dirasakan klien
·         Untuk mempermudah pemahaman orang tua
·         Untuk mengurangi kecemasan pada orang tua

·         Untuk mengetahui tingkat kecemasan orang tua dan memberi solusi sesuai tingkat kecemasan orang tua
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh 
Setelah dilakukan perawatan selama …x 24 jam, pasiendapat istirahat dengan adekuat dengan kriteria:
§  Anak tampak segar bersemangat dalam beraktivitas
·         Pertahankan tirah baring bila terjadi edema berat
·         Seimbangkan istrahat dan aktivitas bila ambulasi
·         Intrusikan pada anak untuk istrahat bila anak merasa lelah
·         Mengurangi pengeluaran energy

·         Mengurangi kelelahan pada pasien
·         Untuk menghemat energy
·         Pasca Operasi
Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan
Pasien tidak mengalami nyer iatau nyeri menurunsampai tingkat yang dapat diterima anak.Dalam waktu : .....x24 jam, dengan kriteria:
§ Nyeri hilang
§ Tekanan darah dalam batas normal
§ Tidak Takikardi dan takipnea
·         Kaji tingkat nyeri

·         Lakukan tehnik  pengurangan nyeri nonfarmakologis
·         Berikanan algesik sesuai ketentuan
·         Berikan obatdengan jadwal preventif
·         Hindariaspirin atau senyawanya
·         Menentukan tindakan selanjutnya
·         Sebagai analgesik tambahan

·         Mengurangi rasa sakit
·         Untuk mencegah kambuhnya nyeri
·         Karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan
Resiko tinggi infeksi berhubungsn dengan adanya insisi pembedahan
Pasien tidak mengalami resiko infeksi Dalam waktu : .....x24 jam, dengan kriteria:
§  Tidak Adanya tanda infeksi (bengkak, kemerahan, nyeri, demam)
§  Suhu dalam batas normal
·         Pantau tanda-tanda vital


·         Kaji tanda-tanda infeksi


·         Lakukan perawatan luka dengan tekhnik aseptic


·         Kolaborasi pemberian antibiotic
·         Peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adanya infeksi
·         Mengidentifikasi tanda infeksi lebih dini sehingga bisa segera diatasi

·         Perawatan yang benar akan mempercepat proses penyembuhan yang cepat
·          Mencegah perkembangan bakteri





Daftar Pustaka
Doenges E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
NANDA, 2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa, Prima Medika, NANDA.
Syvia A.Price Marylin : Patofisiologi.Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi 6.Penerbit buku kedokteran –Jakarta :EGC,2000
Wilkinson, Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil Noc, EGC, Jakarta.

0 komentar:

Posting Komentar

Sample text

Pages

Social Icons

Social Icons

About Me

Foto Saya
Facebook: https://www.facebook.com/yutdydili.ramadhani Twit: https: @YutdyDili Ask.fm: http://ask.fm/Yutdy

Followers

Search Me