Kamis, 07 Agustus 2014

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGKvp0PAbbZDfMljOEmOeNM5t1Rk6ngL3TcnA9FA1H4C7MT_jScPBjOlhqE3yjxTRWzgfe9rDI0XagsEPCsTEvtKYh5Z5emmgtNDKLbxF1tqxcLpqpsz89ounQSlV_4GKc29T2TuC_rthn/s1600/happy_kids.jpg
Sebagai orang tua, kita memandang anak-anak kita dan berpikir bahwa karena kita lebih tua dan lebih bijaksana, kita adalah guru bagi mereka, dan mereka harus belajar dari kita. Kita harus mengisi keingintahuan mereka dengan semua pengetahuan yang kita peroleh selama bertahun-tahun termasuk pengalaman kita, sementara itu kita juga berusaha menjadi orang yang bijaksana. Pada kenyataannya, pernahkah kita berhenti sejenak untuk belajar keteladanan dari anak-anak kita. Berikut adalah empat pelajaran dasar yang bisa kita teladani dari anak-anak kita yang bisa merubah kehidupan kita dengan cara yang luar biasa.

Pelajaran 1: Ada keindahan di sekitar kita

Pernahkah Anda memperhatikan bahwa anak-anak melihat keindahan dalam segala hal dan kesenangan di dalamnya? Sebagai contoh, saya bisa bangun di pagi hari dengan keadaan rambut yang acak-acakan, noda make up dari malam sebelumnya, piyama dengan bekas noda kue yang telah mengeras, dan putri kami yang berusi 5 tahun akan mengatakan, “Ibu sangat cantik sekali.” Dia bersungguh-sungguh mengatakannya. Tidak bermaksud menghakimi, tidak sedang bercanda. Demikian juga, ada sebuah rumah yang ditinggalkan di ujung jalan dengan taman yang ditumbuhi dandelion. Saya melihat rumput-rumput liar, dia melihat sebuah taman dengan bunga-bunga cantik berwarna kuning, dan dia menari di tegah-tengahnya. Mengapa kita tidak bisa lebih seperti itu? Mengapa kita tidak bisa lebih melihat keindahan, kita lebih sering menghakimi kekurangan orang lain – atau diri kita sendiri – dan belajar menari di tengah-tengah dandelion? Yang seharusnya kita lakukan. Ketika kita melakukannya, kita juga bisa belajar untuk menari di tengah hujan.

Pelajaran 2: Tidak masalah mempercayai keajaiban

Ada sebuah alasan bahwa ketika kita berpikir mengenai harapan, kita berpikir mengenai anak-anak. Hal ini karena anak-anak tidak takut untuk bermimpi. Mereka percaya bahwa segala sesuatu adalah mungkin. Sejauh mereka tetap percaya, segala sesuatu pasti akan terjadi. Ketika kita menjadi dewasa kita membiarkan rasa takut dan keraguan menghantui kita dari melakukan hal yang benar-benar mustahil. Anak-anak meminta hadiah kepada Santa secara yakin mereka akan menerimanya. Sebagai orang dewasa, kita tahu kebenaran mengenai Santa, tapi apakah kita tahu kebenaran mengenai Tuhan? Saya tahu Tuhan itu ada, bagaimana dengan Anda? Jika Anda percaya, kapan terakhir kali Anda meminta kepada Tuhan sebuah hadiah dan sungguh-sungguh percaya Anda akan menerimanya? Bersama dengan Tuhan, segala sesuatu adalah mungkin.

Pelajaran 3: Lepaskan hambatan Anda

Saya menyukai kenyataan bahwa anak-anak tidak takut untuk gagal dan terus berjalan tanpa mempedulikan dunia. Saat ini, saya tidak bermaksud bahwa inilah yang harus kita lakukan sebagi orang dewasa. Di sebagian besar negara, hal ini bisa membuat seseorang ditahan. Yang saya maksudkan kita harus berhenti mencoba untuk menjadi sempurna setiap saat. Berhenti untuk khawatir tentang apa yang para tetangga pikirkan dan jadilah diri sendiri. Jadi apa masalahnya jika pakaian Anda bukanlah model terbaru, atau rumput halaman rumah Anda bukanlah yang paling hijau. Jika orang-orang menghakimi Anda karena hal-hal tersebut, itu adalah kerugian mereka, bukan Anda. Siap yang menginginkan teman yang selalu membuat Anda jatuh? Jika kita bisa mengambil nasihat dari buku-buku pelajaran anak-anak kita, kita semua akan menjadi orang yang lebih bahagia. Jangan lupa untuk mengingatkan diri Anda bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna, termasuk para tetangga Anda.

Pelajaran 4: Tidak apa-apa untuk bermain

Anak-anak paling memiliki kemampuan yang menakjubkan untuk menjadi gembira dan menjalani kehidupan tanpa rasa sesal. Mereka giat bermain dan mencintai kehidupan seperti yang mereka lakukan. Di tengah-tengah jadwal kami yang padat dengan pertemuan-pertemuan, mengantar anak-anak kesana kemari, membersihkan rumah, menyiapkan makanan, dan menjalankan tugas, ingatlah hal-hal yang paling penting tersebut hanya akan tinggal sesaat saja. Kemudian, mereka akan tumbuh besar dan meninggalkan Anda. Bersantailah dan sedikit menikmati hidup. Tanggungjawab masih ada besok begitu pula tugas-tugas. Pertemuan masih bisa dijadwalkan ulang atau dibatalkan, dan makan malam bisa disisakan. Jalani hidup tanpa penyesalan, terutama bila menyangkut meluangkan waktu bersama keluarga Anda. Anak-anak Anda hanya akan tinggal bersama Anda beberapa saat saja. Setiap tahun waktu berjalan cepat dan semakin cepat. Lakukan hal-hal yang perlu Anda lakukan, kemudian bermainlah sepuasnya bersama anak-anak Anda. Saya berjanji Anda akan lebih menghargai hidup ketika Anda melakukannya.
Sangat alami bagi anak-anak untuk belajar dan memperoleh sebuah pemahaman mengenai dunia di sekitar mereka dari orangtuanya. Jika kita memperhatikan keindahan kemurnian mereka, kita akan terkejut akan teladan yang mereka ajarkan kepada kita. Anak-anak kita mungkin saja masih kecil, namun jika kita mengijinkan mereka - mereka bisa mengajarkan kepada kita hal-hal yang luar biasa mengenai diri kita dan menjadi siapakah kita nantinya. Sangat penting meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka.


sumber:
http://keluarga.com/4-pelajaran-kehidupan-yang-bisa-kita-teladani-dari-anak-anak-kita

0 komentar:

Posting Komentar

Sample text

Pages

Social Icons

Social Icons

About Me

Foto Saya
Facebook: https://www.facebook.com/yutdydili.ramadhani Twit: https: @YutdyDili Ask.fm: http://ask.fm/Yutdy

Followers

Search Me