Laporan Pendahuluan
Pada Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Tumor Ginjal
oleh
Yutdy Dili Ramadhani
PO7120112210
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Yutdy Dili Ramadhani
NIM : PO7120112210
Judul : Laporan Pendahuluan Pada Asuhan Keperawatan
Dengan Pasien Tumor Ginjal
mengetahui
Banjarmasin, September 2014
Pembimbing Klinik
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN TUMOR GINJAL
A. Konsep
Dasar
1.
Definisi
Tumor ginjal
adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal.
Tumor Ginjal atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada
anak-anak di bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa.
2. Etiologi
Dalam keadaan normal, sel-sel di dalam saluran kemih tumbuh dan
membelah secara wajar. Tetapi kadang sel-sel mulai membelah diluar kendali dan
menghasilkan sel-sel baru meskipun tubuh tidak memerlukannya. Hal ini akan
menyebabkan terbentuknya suatu massa yang terdiri jaringan berlebihan, yang
dikenal sebagai tumor.
Tidak semua tumor merupakan kanker (keganasan). Tumor yang ganas
disebut tumor maligna. Sel-sel dari tumor ini menyusup dan merusak jaringan di
sekitarnya. Sel-sel ini juga keluar dari tumor asalnya dan memasuki aliran
darah atau sistem getah bening dan akan terbawa ke bagian tubuh lainnya (proses
ini dikenal sebagai metastase tumor).
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi
penelitian telah menemukan faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan
resiko terjadinya kanker ginjal. Merokok merupakan faktor resiko yang paling
dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor resiko lainnya antara lain :
• Kegemukan
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki
resiko tinggi, juga pekerja yang terpapar oleh asbes)
• Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa
menahun memiliki resiko tinggi)
• Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga
melibatkan faktor genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus
terjadi secara sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang
mempengaruhi perkembangan sel-sel di ginjal.
3.
Tanda dan Gejala
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang
dilaporkan adanya nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi
infasi tumor yang menembus ginjal sedangkan hematuria terjadi karena infasi
tumor yang menembus system velveo kalises. Demam dapat terjadi sebagai reaksi
anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain yang bisa muncul
adalah:
a)
Adanya
massa dalam perut (tumor abdomen)
b)
Hematuri
akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c)
Hipertensi
diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh darah yang
mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d)
Anemia
e)
Penurunan
berat badan
f)
Infeksi
saluran kencing
g)
Demam
h)
Malaise
i)
Anoreksia
j)
Nyeri
perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.
4.
Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula
berada di dalam korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang
ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan
diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral
atau bilateral. Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau enyimpang ke luar
renal. Mempunyai gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau
abortif dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di
kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama jaringan ginjal hanya mengalami
distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan
memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan menyerupai
jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan
di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka
tumbuh dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau
pembuluh vena renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik
terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi
biasanya terkait iskemik pada renal.
Pathway:
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Fokus
a. Identitas pasien dan
identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan
sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak
sekitar perut. Tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1
hari pertama sakit.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau
gejala-gejala tumor wilms.
3) Riwayat kesehatan
keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor
sebelumnya.
c. Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara
head to toe yang harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan
pengukuran tekanan darah pada klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau
menyebabkan kompresi vaskuler sehingga mengakibatkan hipertensi pada anak.
d. Pemeriksaan kebutuhan
Fisik dan Psikososial
1. Pola Nutrisi dan Metabolik.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi
natrium dan air,edema pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah
mengalami infeksi karena adanya depresi sistem imun. Adanya mual,muntah,dan
anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak adekuat. BB meningkat karena
adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena uremia.
2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa
metabolisme tidak dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan
natrium pada tubulus ginjal yang tidak mengalami gangguan yang menyebabkan
oliguri, anuria, proteinuria, dan hematuria.
3. Pola Aktivitas dan latihan.
Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan
tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat karena
adanya kelainan jantung dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi
duduk di mulai bila tekanan darah udah normal selama satu minggu. Adanya edema
paru maka pada inspeksi terlihat retraksi dada,penggunaan otot bantu napas, teraba
massa, auskultasi terdengar rales, dispnea, ortopnea, dan pasien terlihat lemah
( kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan pembesaran jantung ), anemia, dan
hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
4. Pola Tidur dan Istirahat.
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena
adanya uremi, keletihan, kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5. Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal
karena adanya uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi
ensefalopati hipertensi.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine
yang berwarna merah, adanya edema, serta perawatan yang lama.
e. Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke
paru-paru. Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor
Wilms bilateral atau termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid
dengan tumor yang mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak
sebagai tumor padat di daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu
pada biopsi. Pada potongan sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan
tampak mengalami pembesaran, lebih predominan digambarkan sebagai massa
hiperechoic dan menampakkan area yang echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi
konfirmasi mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan
neuroblastoma; deteksi massa multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk
keterlibatan pembuluh darah besar dan evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan
memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri danmetastasis hepar multiple.
CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan metastasishepar
multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor
Wilms adalah kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid
(VMA) dalam batas normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria,
LED meningkat, dan anemia dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan
perdarahan subkapsuler. Pasien dengan metastasis di hepar dapat menunjukkan
abnormalitas pada analisa serum.
Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan
mikroskopik.Biopsi tumor ini untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
3. Rencana Keperawatan
1. Analisa Data
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
Pre
Operasi
|
||
Data subjektif :
§ Anak mengatakan nyeri di daerah perutnya
Data objektif
:
§ Anak tampak memegangdaerah perutnya Nyeri akut
§ Tekanan darah 140/110mmHg
§ Takikardi dan takipnea
|
Tumor wilms
↓
Tumor belum menembus kapsul ginjal
↓
Berdiferensiasi
↓
Tumor menembus kapsul ginjal (perineal, hilus, vena renal
↓
Nyeri
|
Nyeri
|
Data subjektif :
§ Anak mengatakan tidak mau makan
Data objektif
:
§ Terjadi penurunan berat bada
§ Makanan tidak di habiskan
|
Tumor wilms
↓
Tumor belum menembus kapsul ginjal
↓
Berdiferensiasi
↓
Tumor menembus kapsul ginjal (perineal, hilus, vena renal
↓
Disfungsi ginjal
↓
Gangguan keseimbangan asam dan basa
↓
Asidosis metabolic
↓
Mual dan muntah
↓
Nafsu makan berkurang
|
Perubahan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh.
|
Data Subjektif:
§ Keluarga klien selalu bertanya tentang kesehatan anaknya
Data Objektif:
§ Orang tua terlihat cemas dan gelisah dengan keadaan anaknya
§ TTV meningkat
|
Tumor wilms
↓
Pre operasi
↓
Kurang pengetahuan Keluarga dan anak
↓
Kecemasan
|
Kecemasan
|
Data subjektif :
§ Anak mengatakan lemas dan lelah
Data objektif
:
§ Terbaring lemas di tempat tidur
§ Anak kurang bersemangatdalam beraktivitas
§ Malaise
|
Tumor wilms
↓
Tumor belum menembus kapsul ginjal
↓
Berdiferensiasi
↓
Tumor menembus kapsul ginjal (perineal, hilus, vena renal
|
Intoleransi aktivitas
|
Post
Operasi
|
||
Data
subjektif:
§ Klien mengeluh nyeri
Data Objektif
§ Wajah tampah meringis
§ Skala nyeri 0-10
§ TTV meningkat
§ Gangguan Tidur
|
Tumor wilms
↓
Sayatan operasi
↓
Terputusnya kontinuitas jaringan
↓
Merangsang pengeluaran zat proteolitik (bradikinin, histamine,
serotin)
↓
Nyeri
|
Nyeri
|
Data
Objektif:
§ Adanya tanda infeksi (bengkak, kemerahan, nyeri, demam)
§ Peningkatan suhu tubuh
|
Tumor wilms
↓
Sayatan operasi
↓
Adanya luka operasi
↓
Luka terbuka
↓
Resiko tinggi infeksi
|
Resiko Tinggi Infeksi
|
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan
dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime, kehilangan protein dan
penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit dan prosedur pembedahan
4) Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan
dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan adanya luka operasi
3. Rencana Asuhan
Keperawatan
Pre Operasi
|
|||
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
Nyeri
berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
|
Pasien
tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima
anak. Dalam waktu : .....x24 jam, dengan kriteria:
§ Nyeri hilang
§ Tekanan darah dalam batas normal
§ Tidak Takikardi dan takipnea
|
·
Kaji tingkat nyeri
·
Lakukan teknik pengurangan
nyeri nonfarmakologis
·
Berikanan analgesik sesuai ketentuan
·
Berikan obat dengan jadwal preventif
·
Hindari aspirin atau senyawanya
|
·
Menentukan tindakan selanjutnya
·
Sebagai analgesik tambahan
· Mengurangi rasa sakit
·
Untuk mencegah kambuhnya nyeri
·
Karena
aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan
|
Perubahan
Nutrisi :Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolime,
kehilangan protein dan penurunan intake
|
Dalam
waktu …x 24 jam, kebutuhannutrisi tubuh dapat terpenuhi dengan kriteria:
§ Anak mau makan
§ Tidak Terjadi penurunan berat badan
§ Porsi makan habis
|
·
Catat intake dan output makanan secara akurat
·
Kaji adanya tanda-tanda perubahan nutrisi : Anoreksi, Letargi,
hipoproteinemia.
·
Beri diet yang bergizi
·
Beri makanan dalam porsi keciltapi sering
·
Beri
suplemen vitamin dan besi sesuai instruksi
|
·
Monitoring asupan nutrisi bagi tubuh
·
Gangguan nutrisi dapat terjadi secara berlahan
·
Diare sebagai reaksi oedema intestine dapat memperburuk status nutrisi
·
Mencegah status nutrisi menjadi lebih buruk
·
Membantu dalam proses metabolisme
|
Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
orang tua tentang penyakit dan prosedur pembedahan
|
Setelah
dilakukan perawatan selama …x24 jam, pasiecemas berkurang sampai dengan
hilang, dengan kriteria:
§ Keluarga klien tidak bertanya tentang kesehatan anaknya
§ Orang tua terlihat tenang dengan keadaan anaknya
§ TTV dalam batas normal
|
·
Kaji tingkat kecemasan klien
·
Gunakan media untuk menjelaskan mengenai penyakit
·
Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan dan prosedur tindakan
·
Dorong orang tua untuk mengungkapkan perasaan dan dengarkan dengan
penuh perhatian
|
·
Untuk mengetahui seberapa besar kecemasan yang dirasakan klien
·
Untuk mempermudah pemahaman orang tua
·
Untuk mengurangi kecemasan pada orang tua
·
Untuk mengetahui tingkat kecemasan orang tua dan memberi solusi sesuai
tingkat kecemasan orang tua
|
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya
nutrisi tubuh
|
Setelah
dilakukan perawatan selama …x 24 jam, pasiendapat istirahat dengan adekuat
dengan kriteria:
§ Anak tampak segar bersemangat dalam beraktivitas
|
·
Pertahankan tirah baring bila terjadi edema berat
·
Seimbangkan istrahat dan aktivitas bila ambulasi
·
Intrusikan pada anak untuk istrahat bila anak merasa lelah
|
·
Mengurangi pengeluaran energy
·
Mengurangi kelelahan pada pasien
·
Untuk menghemat energy
|
·
Pasca Operasi
|
|||
Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan
|
Pasien
tidak mengalami nyer iatau nyeri menurunsampai tingkat yang dapat diterima
anak.Dalam waktu : .....x24 jam, dengan kriteria:
§ Nyeri hilang
§ Tekanan darah dalam batas normal
§ Tidak Takikardi dan takipnea
|
·
Kaji tingkat nyeri
·
Lakukan tehnik pengurangan
nyeri nonfarmakologis
·
Berikanan algesik sesuai ketentuan
·
Berikan obatdengan jadwal preventif
·
Hindariaspirin atau senyawanya
|
·
Menentukan tindakan selanjutnya
·
Sebagai analgesik tambahan
·
Mengurangi rasa sakit
·
Untuk mencegah kambuhnya nyeri
·
Karena aspirin meningkatkan kecenderungan pendarahan
|
Resiko tinggi infeksi berhubungsn dengan adanya
insisi pembedahan
|
Pasien
tidak mengalami resiko infeksi Dalam waktu : .....x24 jam, dengan kriteria:
§ Tidak Adanya tanda infeksi (bengkak, kemerahan, nyeri, demam)
§ Suhu dalam batas normal
|
·
Pantau tanda-tanda vital
·
Kaji tanda-tanda infeksi
·
Lakukan perawatan luka dengan tekhnik aseptic
·
Kolaborasi pemberian antibiotic
|
·
Peningkatan suhu dapat mengidentifikasi adanya infeksi
·
Mengidentifikasi tanda infeksi lebih dini sehingga bisa segera diatasi
·
Perawatan yang benar akan mempercepat proses penyembuhan yang cepat
·
Mencegah
perkembangan bakteri
|
Daftar Pustaka
Doenges
E, Marilynn, dkk. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perancanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC
NANDA,
2005/2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa, Prima
Medika, NANDA.
Syvia
A.Price Marylin : Patofisiologi.Konsep Klinis proses-proses penyakit edisi
6.Penerbit buku kedokteran –Jakarta :EGC,2000
Wilkinson,
Judith.M, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil Noc, EGC, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar