Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) mengeluarkan teguran tertulis kedua terhadap program
acara 'Yuk Kita Sahur' yang ditayangkan Trans TV selama Ramadan. Teguran
itu disampaikan melalui surat nomor: 406/K/KPI/07/13.
Teguran dilakukan karena pada penayangan acara tanggal 24-25 Juli 2013, para artis pendukung program 'Yuk Kita Sahur' telah melakukan berbagai macam pelanggaran kode etik penyiaran.
Pelanggaran yang dimaksud KPI tersebut berupa penayangan adegan yang melecehkan orang dan/atau kelompok masyarakat dengan kondisi fisik tertentu, dengan orientasi seks dan gender tertentu, dan yang memiliki cacat fisik dan/atau mental, serta pelanggaran terhadap norma kesopanan.
Berikut adegan yang dinilai KPI telah kebablasan, seperti dikutip merdeka.com dari website kpi.go.id:
1. Narji disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "ikan buntel", "Tugino (Tuh Gigi Nongol)".
2. Kiwil disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "mulutnya kayak linggis", "anak tupai".
3. Adul disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "ikan gapi", "bawang goreng nasi uduk", "badannya kayak telur ayam kampung".
4. Olga menyebut namanya "Jubaedah", yang kepanjangannya "jurusan banci daerah".
5. Olga berkata pada Raffi, "Lu jangan kayak bencong dong."
6. Wendi berkata, "Ini yang suka di pinggir jalan" sambil memperagakan aksi seperti orang berkebutuhan khusus. Selanjutnya Wendi kembali memperagakan aksi yang sama saat berkata, "Om aku duduk di bawah tapi kaci makan ya".
Jenis pelanggaran ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada orang dan/atau kelompok masyarakat tertentu, norma kesopanan, perlindungan anak, dan penggolongan program siaran.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan menayangkan adegan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 15 ayat (1) huruf b, c dan d, Pasal 15 ayat (2), dan Pasal 21 ayat (1) serta Standar Program Siaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (1), Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) huruf b, d dan e, dan Pasal 37 ayat (4) huruf a. Selain itu, program ini telah mendapatkan surat sanksi administratif teguran tertulis No. 392/K/KPI/07/13 tertanggal 16 Juli 2013 dan memutuskan untuk memberikan sanksi administratif berupa teguran tertulis kedua.
Selain tayangan di atas, KPI juga menemukan pelanggaran yang sama pada adegan yang ditayangkan pada tanggal 24 dan 25 Juli 2013.
Pada tayangan tanggal 24 Juli 2013, adegan yang dimaksud adalah:
1. Olga disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "ngomongnya melambai kayak spanduk kena angin", "pernah aku melihat situ di Taman Lawang".
2. Narji disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "giginya tambah panjang".
3. Kiwil disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "jamban".
4. Adul disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "kayak melinjo sayur asem".
5. Saat Olga mencium boneka kucing, Wendi menyarakankan agar kucing tersebut jangan dicium Olga, karena khawatir nanti akan mengucapkan "meong" dengan nada suara perempuan.
6. Olga berkata ke seorang pria pemusik, "Kalau nggak puasa gue cipok lu".
Pada tayangan tanggal 25 Juli 2013, adegan yang dimaksud adalah:
1. Olga disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "dongok".
2. Kiwil disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "monyong amat", "gigi abang kok keluar?", "mukanya kayak herder", "dipungut dari tempat sampah", "sandal bakiak". Pada adegan lain Wendi menyebutkan Kiwil setiap pagi latihan (mematuk di kayu) sambil memperagakan gaya mematuk kayu.
3. Adul disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "juara satu lomba balapan anjing", "mukanya kayak bakso gepeng", "mukanya kayak kecebong tanah", "busi", "cotton bud", "...tidur di ubin jadi ciut", "hamster".
4. Wendi meminta makan dengan menampilkan aksi seperti orang berkebutuhan khusus.
5. Tara yang berpakaian perempuan mencium pipi Raffi sampai bercap merah di pipi.
Terkait hal ini, KPI Pusat meminta kepada yang bersangkutan agar menjadikan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program dan diharapkan terdapat perbaikan pada program siaran yang sesuai dengan ketentuan P3 dan SPS sehingga program siaran bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. KPI akan melakukan pemantauan terhadap program ini. Bila masih ditemukan pelanggaran kembali, KPI akan meningkatkan sanksi administratif berupa penghentian sementara atau pembatasan durasi.
Sumber: Merdeka.comTeguran dilakukan karena pada penayangan acara tanggal 24-25 Juli 2013, para artis pendukung program 'Yuk Kita Sahur' telah melakukan berbagai macam pelanggaran kode etik penyiaran.
Pelanggaran yang dimaksud KPI tersebut berupa penayangan adegan yang melecehkan orang dan/atau kelompok masyarakat dengan kondisi fisik tertentu, dengan orientasi seks dan gender tertentu, dan yang memiliki cacat fisik dan/atau mental, serta pelanggaran terhadap norma kesopanan.
Berikut adegan yang dinilai KPI telah kebablasan, seperti dikutip merdeka.com dari website kpi.go.id:
1. Narji disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "ikan buntel", "Tugino (Tuh Gigi Nongol)".
2. Kiwil disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "mulutnya kayak linggis", "anak tupai".
3. Adul disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "ikan gapi", "bawang goreng nasi uduk", "badannya kayak telur ayam kampung".
4. Olga menyebut namanya "Jubaedah", yang kepanjangannya "jurusan banci daerah".
5. Olga berkata pada Raffi, "Lu jangan kayak bencong dong."
6. Wendi berkata, "Ini yang suka di pinggir jalan" sambil memperagakan aksi seperti orang berkebutuhan khusus. Selanjutnya Wendi kembali memperagakan aksi yang sama saat berkata, "Om aku duduk di bawah tapi kaci makan ya".
Jenis pelanggaran ini dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap perlindungan kepada orang dan/atau kelompok masyarakat tertentu, norma kesopanan, perlindungan anak, dan penggolongan program siaran.
KPI Pusat memutuskan bahwa tindakan menayangkan adegan tersebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran tahun 2012 Pasal 9, Pasal 14, Pasal 15 ayat (1) huruf b, c dan d, Pasal 15 ayat (2), dan Pasal 21 ayat (1) serta Standar Program Siaran Pasal 9, Pasal 15 ayat (1), Pasal 17 ayat (1) dan ayat (2) huruf b, d dan e, dan Pasal 37 ayat (4) huruf a. Selain itu, program ini telah mendapatkan surat sanksi administratif teguran tertulis No. 392/K/KPI/07/13 tertanggal 16 Juli 2013 dan memutuskan untuk memberikan sanksi administratif berupa teguran tertulis kedua.
Selain tayangan di atas, KPI juga menemukan pelanggaran yang sama pada adegan yang ditayangkan pada tanggal 24 dan 25 Juli 2013.
Pada tayangan tanggal 24 Juli 2013, adegan yang dimaksud adalah:
1. Olga disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "ngomongnya melambai kayak spanduk kena angin", "pernah aku melihat situ di Taman Lawang".
2. Narji disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "giginya tambah panjang".
3. Kiwil disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "jamban".
4. Adul disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "kayak melinjo sayur asem".
5. Saat Olga mencium boneka kucing, Wendi menyarakankan agar kucing tersebut jangan dicium Olga, karena khawatir nanti akan mengucapkan "meong" dengan nada suara perempuan.
6. Olga berkata ke seorang pria pemusik, "Kalau nggak puasa gue cipok lu".
Pada tayangan tanggal 25 Juli 2013, adegan yang dimaksud adalah:
1. Olga disebut oleh pemain lainnya dengan sebutan "dongok".
2. Kiwil disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "monyong amat", "gigi abang kok keluar?", "mukanya kayak herder", "dipungut dari tempat sampah", "sandal bakiak". Pada adegan lain Wendi menyebutkan Kiwil setiap pagi latihan (mematuk di kayu) sambil memperagakan gaya mematuk kayu.
3. Adul disebut oleh beberapa pemain dengan sebutan "juara satu lomba balapan anjing", "mukanya kayak bakso gepeng", "mukanya kayak kecebong tanah", "busi", "cotton bud", "...tidur di ubin jadi ciut", "hamster".
4. Wendi meminta makan dengan menampilkan aksi seperti orang berkebutuhan khusus.
5. Tara yang berpakaian perempuan mencium pipi Raffi sampai bercap merah di pipi.
Terkait hal ini, KPI Pusat meminta kepada yang bersangkutan agar menjadikan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012 sebagai acuan utama dalam penayangan sebuah program dan diharapkan terdapat perbaikan pada program siaran yang sesuai dengan ketentuan P3 dan SPS sehingga program siaran bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. KPI akan melakukan pemantauan terhadap program ini. Bila masih ditemukan pelanggaran kembali, KPI akan meningkatkan sanksi administratif berupa penghentian sementara atau pembatasan durasi.
Entah kenapa sampai hari ini saya masih terheran-heran dengan orang yang begitu simpati dan menyukai Olga Syahputra
dari sisi profesinya yakni pelawak. Di mata saya, (setidaknya mulai
sekarang) orang macam Olga ini bukanlah pelawak dan tidak pantas disebut
pelawak. Dia sendiri telah beberapa kali membuktikan bahwa ketimbang
disebut pelawak dirinya lebih pantas disebut pengumpat.
Setelah sempat dicekal disebuah program "yang katanya" acara lawak di
sebuah stasiun televisi swasta, kali ini dia kembali berulah. Saya sudah
baca kronologinya di beberapa media, kasusnya sama dengan yang
sudah-sudah: seputar pelecehan, tapi saya tidak akan uraikan lagi di
sini karena bukan itulah fokus tulisan saya.
Dengan gaya gemulainya, seorang Olga Syahputra mampu menarik simpati masyarakat. Tanpa perlu berpenampilan heboh ala Amingwati, Olga bisa lebih populer ketimbang seniornya itu. Sayangnya sikap gemulai (banci) itu tidak sejalan gaya lawakannya.
Olga tidaklah pelawak pintar atau pintar melawak. Seperti yang saya
sebutkan, mayoritas "pria" ini lebih sering mengumpat dan mem-bully
lawan mainnya. Tidak ada yang lucu kecuali kita memang suka melihat
penyiksaan psikologis yang ditayangkan on air.
Dan kembali, saya sungguh heran kenapa dia masih bisa menerima simpati
dari banyak orang bahkan kontraknya seolah tak pernah habis. Wah, kalau
sudah ngomong begini pasti ada kesan saya cemburu. Sungguh, ini bukan
soal demikian. Kapan komedi Indonesia bisa maju kalau pelawak yang
katanya salah satu terbaik se Indonesia ini ternyata hanya bisa
mengumpat?
Atas kasus tersebut, om Indro Warkop bahkan sampai mengatakan
"Lawakannya tidak sebanding bayarannya". Jika seorang Indro Warkop saja
sudah bicara demikian apakah masih ada pembelaan? Ingat, ini bukan yang
pertama dan ini bisa jadi pertanda bahwa Olga Syahputra memang tak
pernah belajar.
sumber: http://rickorockers.blogspot.com/2013/07/olga-syahputra-tidak-pantas-melawak.htmlDari berbagai sumber yang sudah saya kumpulkan tadi, saya dapat mengambil kesimpulan:
"TIDAK PERLU MENGHINA DAN DIHINA, JIKA INGIN MEMBUAT ORANG TERTAWA"
Olga kembali membuat sibuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Akibat lelucon Olga yang dianggap berbau SARA, pihak Front Pembela Islam (FPI) melaporkan presenter program televisi Dahsyat itu ke KPI.
Artis yang sempat digosipkan menjalin hubungan mesra dengan Jessica Iskandar itu dinilai melecehkan ucapan salam yang biasa digunakan umat muslim. Kejadiannya terjadi saat dirinya tampil di acara Pesbukers pada Selasa (19/6). Olga terkesan menyamakan kalimat Assalammu'alaikum sebagai ucapan yang selalu digunakan pengemis.
"Lu Assalammu'alaikum terus ah, kayak pengemis lu," demikian yang dikatakan Olga ketika ada seorang penonton yang menelpon ke acara tersebut dalam sebuah sesi tanya jawab.
Meski banyak yang dibuat tertawa oleh Olga, tidak sedikit pula yang merasa bahwa bercandaan Olga tidak pantas. Bukan sekali ini saja lelucon yang dilontarkan Olga berbuntut masalah. Olga pun pernah membuat lelucon dari seorang korban pemerkosaan di angkot saat tampil di Dekade pada 16 Desember tahun lalu. Kejadian itu mengakibatkan Olga dilaporkan ke KPI oleh Lentera Indonesia yang merasa bercandaan Olga menyinggung perasaan korban pemerkosaan.
Masalah beres setelah Olga meminta maaf kepada Lentera Indonesia, dan KPI 'hanya' meminta Olga untuk bersikap hati-hati ketika mengucapkan kalimat dalam setiap leluconnya di layar kaca. Sayang sekali laporan dari Lentera Indonesia dan wejangan KPI hanya menjadi angin lalu untuk Olga Syahputra.
Pada Senin (25/6), Yahoo! OMG membuat sebuah jajak pendapat, "Sekian kali bercanda melebihi batas, apakah Olga masih bisa dimaafkan?". Hasilnya cukup mengejutkan.
Artis yang sempat digosipkan menjalin hubungan mesra dengan Jessica Iskandar itu dinilai melecehkan ucapan salam yang biasa digunakan umat muslim. Kejadiannya terjadi saat dirinya tampil di acara Pesbukers pada Selasa (19/6). Olga terkesan menyamakan kalimat Assalammu'alaikum sebagai ucapan yang selalu digunakan pengemis.
"Lu Assalammu'alaikum terus ah, kayak pengemis lu," demikian yang dikatakan Olga ketika ada seorang penonton yang menelpon ke acara tersebut dalam sebuah sesi tanya jawab.
Meski banyak yang dibuat tertawa oleh Olga, tidak sedikit pula yang merasa bahwa bercandaan Olga tidak pantas. Bukan sekali ini saja lelucon yang dilontarkan Olga berbuntut masalah. Olga pun pernah membuat lelucon dari seorang korban pemerkosaan di angkot saat tampil di Dekade pada 16 Desember tahun lalu. Kejadian itu mengakibatkan Olga dilaporkan ke KPI oleh Lentera Indonesia yang merasa bercandaan Olga menyinggung perasaan korban pemerkosaan.
Masalah beres setelah Olga meminta maaf kepada Lentera Indonesia, dan KPI 'hanya' meminta Olga untuk bersikap hati-hati ketika mengucapkan kalimat dalam setiap leluconnya di layar kaca. Sayang sekali laporan dari Lentera Indonesia dan wejangan KPI hanya menjadi angin lalu untuk Olga Syahputra.
Pada Senin (25/6), Yahoo! OMG membuat sebuah jajak pendapat, "Sekian kali bercanda melebihi batas, apakah Olga masih bisa dimaafkan?". Hasilnya cukup mengejutkan.
Lain halnya dengan pembaca Yahoo! yang lain, Roy S. Dia menyatakan bahwa bukan Olga yang tidak bermutu. Justru para pemilik acara televisi itulah yang tidak memiliki pendidikan. Komentarnya ini didukung 55 jempol atas, dan ditolak 8 jempol bawah.
Terus ada yang unik lagi yaitu rumor Olga Syahputra diterpa isu miring memacari sesama jenis. Menurut rumor, pria yang diisukan punya hubungan spesial itu adalah Chand Kelvin, pesinetron muda yang pernah membintangi "Mahakasih 2".
Ketika dikonfirmasi, Olga memilih bungkam. Seusai syuting di Epicentrum Walk Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (18/10) malam, Olga tak mau menanggapi pertanyaan wartawan tentang rumor kedekatannya dengan Kelvin. Ia memilih masuk ke mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Padahal sebelumnya, Olga selalu bersikap terbuka pada wartawan.
Sama dengan sikap Olga, artis yang pernah diisukan pacaran dengannya, Jessica Iskandar, juga memilih tutup mulut. " No comment deh kalau masalah itu maaf," elak Jessica.
Sebelumnya beredar isu kalau Olga dan Kelvin pernah liburan bersama ke Amerika Serikat. Bahkan mereka juga menginap di hotel yang sama.
0 komentar:
Posting Komentar