Suatu hari,
setelah bertahun-tahun, akhirnya lahir seorang bayi perempuan yang
dinanti-nanti di sebuah kerajaan yang dipimpin Raja Stefan beserta
istrinya. Bayi perempuan iu diberi nama Aurora.Sebagai
bentuk suka cita, Raja Stefan mengadakan sebuah pesta besar dan
mengundang seluru rakyatnya. Bahkan acara iu dihadiri oleh peri-peri
kebahagiaan. Peri-peri itu kemudian memberikan hadiah istimewa untuk
bayi Aurora.
Seorang
peri memberikan hadiah keajaiban agar sang bayi kelak menjadi perempuan
cantik jelita. Peri kedua menganugerahi keajaiban agar kelak sang putri
dicintai oleh semua mahluk yang mengenalnya. Dan peri terakhir mendoakan
agar Aurora selalu riang dan gembira.
Namun belum
usai hadiah peri ketiga diberikan kepada bayi Aurora, muncul seorang
peri tua yang dikenal jahat bernama Maleficent. Tiba-tiba sang peri tua
mengungkapkan kemarahannya karena tidak diundang di dalam pesta
tersebut. Ia pun mengatakan ingin memberikan hadiah juga untuk bayi
Aurora.
Tanpa
disangka, hadiah tersebut berupa sebuah kutukan yang menyeramkan.
”Selama hidupmu, kau akan dicintai oleh orang-orang sekitarmu dan kau
akan tumbuh dengan cantik jelita. Namun tepat di hari ulangtahunmu yang
ke-16, sebelum matahari terbenam, jarimu akan tertusuk jarum pintal dan
kau akan tertidur bagaikan orang mati selamanya, kecuali bisa
dibangunkan oleh sebuah ciuman dari cinta sejati,” ujar Maleficent
kepada bayi Aurora.
Masih ingat
potongan cerita itu? Bagi penggemar cerita Disney pastinya tahu betul,
kalau potongan cerita itu diambil dari cerita Sleeping Beauty. Apa jadinya jika kita menelusuri cerita tersebut dari awal mula, jauh sebelum Aurora lahir?
Begini
ceritanya. Di sebuah tempat bernama The Moors, hiduplah mahluk-mahluk
asing yang saling percaya satu sama lain. Mereka tak punya pemimpin,
namun hidup saling berdampingan dengan tentram, termasuk seorang peri
kecil nan cantik bernama Maleficent.
Maleficent
dikenal sebagai peri yang ramah, lembut dan juga penyayang. Setiap hari
ia akan terbang berkeliling dengan sayap kuatnya untuk menyapa seluruh
penghuni The Moors. Sampai suatu ketika, ia berjumpa dengan seorang
manusia bernama Stefan.
Dahulu
kala, diceritakan The Moors hidup berdampingan dengan bangsa manusia
yang tak pernah saling berhubungan. Namun dengan kedatangan Stefan,
semuanya berubah. Stefan kemudian berteman dengan Maleficent. Ia biasa
mengunjungi Maleficent di The Moors bahkan hingga beranjak dewasa.
Pertemanan
itu berubah menjadi rasa cinta. Tapi semua rasa cinta itu berubah
ketika Stefan yang mulai dewasa dikuasai rasa egois dirinya. Ia ingin
sekali menguasai kerajaan yang dipimpin Raja Henry, kerajaan yang selalu
ingin menguasai The Moors dan menguasai semua kekayaan dan kecantikan
yang terdapat di dalamnya. Keinginan Raja Henry selalu gagal, karena
Maleficent dan semua penghuni The Moors selalu saling membahu untuk
membentengi The Moors dari keegoisan bangsa manusia.
Sebelum
meninggal, Raja Henry memerintahkan agar siapapun yang bisa mengalahkan
Maleficent dan menguasai The Moors akan meneruskan dirinya sebagai raja.
Mendengar keinginan tersebut, Stefan menjalankan ide liciknya.
Apa yang
terjadi? Stefan membunuh Maleficent? Tidak. Waktu yang pernah Stefan dan
Maleficent lewati bersama membuat Stefan tak sanggup membunuh
Maleficent. Akan tetapi, Stefan melakukan hal yang lebih menyakitkan
hati Maleficent.
Stefan
memotong kedua sayap Maleficent. Ia memboyong sayap itu kepada Raja
Henry dan mengatakan Maleficent telah berhasil ia lenyapkan. Sejak saat
itu, Stefan diangkat menjadi raja dan menikahi putri dari Raja Henry.
Di lain
sisi, bagaimana keadaan Maleficent tanpa sayap? Ia merasa dikhianati dan
menyimpan dendam terhadap Stefan. Ia mengurung diri dalam dukanya. Ia
kemudian menjelma sebagai seorang dengan aura menyeramkan. Tak ada lagi
Maleficent yang ramah dan penuh senyum. Kini ia ditakuti dan ia
menguasai The Moors. Sampai akhirnya bertahun-tahun setelahnya,
Maleficent mendapatkan kabar Raja Stefan dan istri telah memiliki
seorang anak, yang diberi nama Aurora, dan terjadilah kutukan tersebut.
Kembali ke potongan cerita di awal, itu adalah alasan kenapa Maleficent merasakan kesedihan yang mendalam. Dendam masa lalu yang membuatnya memberikan kutukan kepada bayi Aurora. Lalu apa yang terjadi selanjutnya?
Setelah Maleficent hadir di pesta atas kelahiran bayi Aurora dan mengutuknya, ia kembali mengurung diri. Ia hanya ditemani asistennya, seorang burung yang bisa menjelma sebagai manusia dan bentuk lainnya, bernama Diaval.
Di lain sisi, Raja Stefan gelisah dan mengirimkan Aurora tinggal di tengah hutan dengan tiga peri kebahagiaan sebagai pengasuhnya. Sedangkan Raja Stefan menetap di istana dan meratapi apa yang telah terjadi.
Ia
memerintahkan seluruh istana untuk menghancurkan jarum dan juga mesin
pemintal. Ia mengurung diri dan menyiapkan strategi untuk melawan
kutukan yang akan terjadi 16 tahun ke depan.
Di tengah hutan, Aurora tumbuh di bawah pengawasan tiga peri. Di luar itu, tanpa sepengetahuan peri-peri itu, Maleficent selalu mengawasi pertumbuhan Aurora. Ia selalu membantu menjaga sang bayi sampai ia tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita.
Sampai
suatu hari, Aurora remaja diliputi rasa penasaran ingin memasuki wilayah
The Moors. Ia takjub dengan keindahan yang ada di sana. Ait terjun yang
dihiasi warna-warni sayap peri, pohon-pohon yang bisa bergerak, atau
penghuni-penghuni lainnya yang berbentuk unik.
Maleficent
yang melihat keceriaan itu pun luluh. Suatu hari, menjelang ulang tahun
Aurora yang ke-16, Maleficent datang ke rumah Aurora di tengah hutan, di
saat Aurora tertidur. Ia ingin mencabut kutukan yang ia ucapkan di masa
16 tahun yang lalu. Namun, apa yang terjadi? “Tidak ada satu kekuatan
pun di bumi ini yang mampu membatalkan kutukan ini,” suara Maleficent di
masa lampau memenuhi ruangan. Dan dengan rasa sedih Maleficent pulang
ke The Moors dan menyesali kutukannya. Hati Maleficent tetap seperti ia
yang dulu, yang lembut dan juga penyayang.
sumber: http://www.ghiboo.com/2014/06/02/maleficent-dan-dongeng-tentangnya/
0 komentar:
Posting Komentar